Setelah perjalanan 10 jam Malang-Pacitan yang melelahkan saya tebus dengan mandi dan tidur, Saya bangun di pagi hari dengan muka ceria dan segar kembali, Yeyy, this is first day to discover and explore Pacitann! and second day i have arrived Pacitan.
Kegiatan pertama saya sebelum mandi adalah pergi ke pasar, hehehe. Pasar Punung hanya berjarak sekitar 50 m dari tempat saya menginap, bisa ditempuh jalan kaki sekitar 5 menit, itung-itung peregangan otot sambil menyapa bapak/Ibu yang lewat. For your information, beberapa Pasar di Pacitan hanya ramai pada hari tertentu saja, khususnya yang terletak di daerah pedesaan. Why? karena daerah Pacitan yang memang sebagian besar adalah Pegunungan Kapur, jadi tidak banyak hasil sayuran yang diproduksi. Untuk menyuplai bahan sayuran sering mengambil dari tempat lain dan dikirim beberapa hari sekali, hal tersebut membuat Pasar di Pacitan mengenal istilah "Pasaran" yaitu hari dimana bahan makanan datang dan orang-orang ramai ke pasar untuk berbelanja, sehingga selain "Pasaran" aktivitas pasar pun tidak terlalu raamai. Pasaran sendiri mengambil hari tergantung dengan tempat Desa tersebut. Pasaran biasa menggunakan kalender jawa dengan Pahing, Pon, atau Kliwon.
Salah satu keberuntungan saya datang ke Pacitan ketika di Pasar Punung sedang "Pasaran", jadi saya bisa menjadi bagian dari hiruk-pikuk orang-orang pacitan untuk berbelanja. Apalagi ketika sedang "Pasaran" ada beberapa makanan yang hanya dijual ketika "Pasaran" saja, seperti : ikan kelong. Salah satu kuliner Khas Kota Pacitan adalah Nasi Tiwul, ditempat saya-Malang, tiwul dimakan dengan kelapa manis. Namun di Pacitan, nasi tiwul disandingkan dengan berbagai lauk, seperti : ikan laut, lalapan, dan bahkan sayur-sayuran. Ok, setelah berkeliling pasar kurang lebih 30 menit, saya kembali ke rumah dengan membawa anekaria makanan khas Pacitan yang di dapatkan dengan harga super murah.
Ikan Kelong dan Ikan Layur Harga : 10 Ribu dapat tiga, kalau nawar bisa dapet empat |
Nasi Tiwul dan Tempe Bungkuk Harga : Satu Bungkus Nasi Tiwul + Tempe + Tempe Bungkuk Rp 3000 |
Setelah mengisi perut yang kosong dengan makanan "endes" khas Pacitan, Saya bersiap untuk melakukan perjalanan "Discover of Amazing Pacitan" day 2. Tujuan Pertama saya adalah silaturahmi ke Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan. Terletak sekitar 20 km dari Desa Punung, saya mengendarai setiap perjalanan saya menggunakan sepeda motor. Karena sebagian wilayahnya adalah perbukitan dan berada pada perbatasan Samudra. Maka jangan heran jika ketika melewati jalan perbukitan Pacitan, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan perbukitan dan hamparan samudra dari kejauhan yang sangat indah.
Bersama Bapak Rudi Hartoko selaku Kepala Bidang Promosi Pariwisata Kabupaten Pacitan. |
Tujuan saya dan rekan-rekan (alias Mbak Yussi dan Mas Tour Guide) mengunjungi Disparpora selain untuk bersilaturahmi adalah untuk menggali berbagai informasi mengenai potensi sektor pariwisata yang berada di Kabupaten Pacitan. Sedikit informasi tambahan, kunjungan saya ke Pacitan selain untuk melakukan perjalanan "Discover of Amazing Pacitan" adalah untuk melakukan penelitian mengenai perkembangan pariwisata di Pacitan.
Tujuan selanjutnya setelah dari Disparpora adalah Alun-Alun Pacitan. Alun-alun ini terletak di Pusat Kota Pacitan, tepatnya berada di depan Kantor Bupati Pacitan. Layaknya jantung sebuah pemerintahan, bersebelahan dengan alun-alun Pancitan terdapat Masjid Agung Darul Falah, Pasar Sawo sebagai pusat belanja dan kerajinan, serta Penginapan. Alun-alun Pacitan juga menjadi tempat diadakannya berbagai kegiatan kesenian, pusat kuliner dan jajanan Pacitan, dan tempat warga untuk berkumpul dan bersosialisasi. Alun-alun ini memiliki taman bermain untuk anak-anak, tanah lapang yang luas untuk berbagai acara, sarana olahraga dan area untuk pedagang jajanan di sekitar alun-alun.
Pasar Sawo sebagai Kamar Dagang dan Industri Kabupaten Pacitan |
Salah satu spot di Alun-alun Pacitan |
Setelah cukup lelah berkeliling di Alun-alun Pacitan, saya kembali melanjutkan perjalanan menuju Pantai Kasap dan Pantai Watukarung. Kedua Pantai tersebut berada pada satu kawasan Pantai Watukarung, namun Pantai Kasap memiliki spot yang berbeda, terletak di sebelah timur Pantai Watukarung, Pantai Kasap disebut sebagai replika "Raja Ampat Papua" . Sedangkan Pantai Watukarung sebagai tempat "Putri Samudra". Terletak di Desa Watukarung yang berjarak 25 km dari Alun-alun Pacitan, bisa ditemput sekitar satu jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Perjalanan satu jam saya disuguhkan dengan pemandangan perbukitan yang sangat indah dan melewati beberapa perkampungan penduduk.
Ketika melewati gapura "Selamat Datang di Desa Watukarung" silahkan berbahagia karena hanya tinggal hitungan menit anda akan memasuki kawasan wisata Pantai Watukarung. Yeyy, hanya dengan membayar Rp. 5000 rupiah saja dan parkir untuk motor sebesar Rp. 2000 anda bisa dipersilahkan memasuki Pantai Watukarung. Informasi tambahan, bahwa Kawasan Pantai Watukarung ini juga terdapat Kali Cokel dengan atraksi wisata menyusuri Kali Cokel menaiki perahu hanya dengan membayar Rp. 15.000 per-orang. Sayangnya ketika saya menuju Kali Cokel, keadaan air sedang surut dan banyak perahu yang telah menepi karena sudah menjelang sore. Jadi disarankan untuk teman-teman yang ingin mengunjungi Kali Cokel, bisa pada pagi atau siang hari.
Memasuki Pantai Watukarung, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan Kapal-kapal nelayan yang berlabuh. |
Kali Cokel memiliki air yang sangat biru dan jernih, namun sayang dalam keadaan surut. |
Sebagai pengobat duka lara saya karena tidak bisa menyusuri Kali Cokel, kami menuju bukit sebelah selatan Kali Cokel untuk melihat Pantai Kasap. Kawasan Pantai Kasap ini memiliki camping ground dan penyewaan peralatan camping, jadi bagi yang mau melakukan camping bersama dan memiliki sarana dan prasana yang cukup memadai. Setelah memarkir kendaraan, kami berjalan melewati perkebunan dan perbukitan selama kurang lebih sepuluh menit, sampai akhirnya tibalah kami di bukit Pantai Kasap. Sedikit saran dari saya, gunakan alas kaki yang nyaman dan bawalah air minum yang cukup ketika anda ingin menuju bukit di Pantai Kasap ini, karena walaupun jalan yang dilewati tidak terlalu panjang, namun banyak bebatuan terjal dan jalan yang curam.
Pemandangan sebelah kiri kami menuju Pantai Kasap adalah Lautan Lepas |
Pantai Kasap Pacitan |
Tidak afdhol rasanya jika sudah memasuki kawasan Pantai Watukarung, tapi tidak berkunjung kesana. Setelah puas melihat pemandangan mini Raja Ampat yang amajingg. kami memutuskan turun dan kembali ke tempat tempat parkir motor untuk menuju ke Pantai Watukarung. Walaupun berada pada satu kawasan, Pantai Watukarung terletak 200 m dari tempat saya berada. Jadi untuk mempersingkat waktu menggunakan kendaraan untuk kesana adalah pilihan yang cukup menyimpan tenaga setelah berjalan dari bukit Pantai Kasap.
Sekedar informasi, jika anda berencana untuk mengunjungi pantai ini dengan rombongan, saya sarankan untuk menggunakan mobil elf, karena perjalana menuju kawasan Pantai Watukarung ini cukup terjal dan sempit.
Hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit dari tempat saya berangkat, yaitu Pantai Kasap hingga sampai ke Pantai Watukarung. Pantai Watukarung ini memiliki ombak yang besar bertaraf internasional untuk olahraga surfing, jadi tidak heran banyak saya temui beberapa bule disana. Pantai ini memang menjadi salah satu rujukan bagi wisatawan mancanegara yang ingin melakukan olahraga surfing. Berada di sekitar Pantai Watukarung, banyak dibangun villa dan penginapan yang memang ditujukan untuk wisatawan yang datang, khususnya wisatawan mancanega karena tarif penginapan yang di pakai adalah dolar. Bagi wisatawan domestik dengan budget minim, anda bisa menyewa homestay sekitar Pantai Watukarung dengan harga yang pas dikantong jika bermaksud untuk menginap.
Daya tarik wisata selain ombak fantastis dari Pantai Watukarung adalah Putri Samudra. Putri Samudra merupakan sebutan untuk batu karang yang menyerupai sosok perempuan dengan rambut tergerai. Penampakan putri samudra ini bisa anda nikmati dengan jelas bersamaan dengan menyaksikan matahari tenggelam. Sayang sekali, ketika saya mengunjungi Pantai Watukarung cuaca sedang mendung dan kami tidak sampai melihat sunset. Walaupun demikian, Pantai Watukarung tetap memiliki keindahan yang tidak dapat disembunyikan. Ketika saya datang sore hari keadaan pantai sedang surut, dan saya bisa menuju garis pantai untuk melihat ikan-ikan mungil dan batuan karang yang cantik (hikmah dalam setiap kejadian) wkwk.
Pantai Watukarung dan Putri Samudra |
Menikmati sore di Pantai Watukarung |
Sampai jumpa di hari selanjutnya. Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar